Sepakbola Dan Globalisasi

Siapa yang bisa menyangkal bahwa sepakbola adalah permainan terpopuler di dunia sekarang ini? Cita rasa yang terkandung dalam sepakbola tiada batas. Sepakbola kadang juga disebut sebagai bahasa universal dalam segala bidang. Namun, apabila kita menganalisis lebih dalam kajian sepakbola global yang sekarang ini, maka kita akan menemukan telah terjadi degradasi dalam sepakbola itu sendiri.

Dimulai dari lahirnya oligarki baru dalam sepakbola, industrialisasi instan, kapitalisme modern, hingga globalisasi. Dalam tulisan ini, saya bahas dulu makna dari globalisasi. Menurut para kalangan, Globalisasi adalah pasar yang meng-global, atau kapitalisme global. Pasar bukanlah konsep netral, tetapi nama lain dari kapitalisme. Kalau dulu bernama kapitalisme internasional, sekarang berubah nama menjadi kapitalisme global, karena secara kuantitatif telah membesar secara luar biasa.

Globalisasi sepakbola, telah membawa dampak yang signifikan terhadap sepakbola itu sendiri. Baik dampak positif, maupun dampak negatif. Dampak positifnya adalah, kita (selaku penikmat bola) disuguhkan pertandingan yang indah dan berkualitas. Namun, di sisi lain membawa dampak negatif yakni entitas sepakbola mengalami penurunan. Hal ini bukan isapan jempol belaka, tanpa kita bayangkan setiap hari sabtu dan minggu (di saluran TV RCTI, Trans7, TVone ataupun TV kabel berbayar) menayangkan pertandingan sepakbola secara berkala. Bahkan, kalau edisi UCL (Uefa Champions League) dipertandingkan, maka menambah jadwal nonton penggila/penikmat bola. UCL selalu digelar pada midweek yakni hari rabu dan dari kamis (dini hari di Indonesia).

Sepakbola telah menjelma menjadi suatu kebutuhan dalam diri penikmatnya, dan hal ini dimanfaatkan secara baik oleh kaum kapitalisme modern. Saya tidak menampik bahwa sejauh ini, globalisasi juga-lah yang menjadikan olahraga kulit bundar ini menjadi olaharaga familiar di jagad raya.

Itulah sepakbola, artian dalam universal mencakup semua pihak. Sepakbola dihadapkan pada dilema yang tidak ada habisnya. Di satu sisi, sepakbola merasa bangga dengan kepopulerannya namun, di sisi yang lain secara bersamaan menyebabkan degradasi terhadap permainan sepakbola itu sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar