Serba Kebablasan

Barusan, saya membaca berita bola di okezone.com yang memuat pernyatan presiden Klub Real Madrid (Vicente Boluda) tentang pertemuan teamnya dengan Liverpool di Liga Champions Kamis esok. Vicente Boluda optimis teamnya bakal mengalahkan Liverpool. Adalah sesuatu hal yang wajar apabila individu memiliki rasa optimisme dalam dirinya. Namun, yang menjadi permasalahan bagi saya adalah pernyataan selanjutnya dari Boluda yang menyatakan

"Pertandingan melawan Liverpool akan sangat seru, karena kami akan membantai mereka dengan 3-0. Di leg kedua, mereka akan memberi perlawanan yang cukup sengit dan mencetak gol, tapi kami tetap jadi pemenang, skor 1-2 rasanya masih realistis," Okezone.com

sebuah Hayalan Kebablasan..

Hehe.. Kadang dunia ini secara umumnya dan Indonesia secara khususnya mengarah pada yang sifatnya kebablasan. Di segala bidang semuanya seperti sudah kebablasan. Pada bulan februari ini, kita banyak disuguhin berita tentang Demo anarkis Protap (Provinsi Tapanuli) di Medan, kemudian fenomena dukun cilik Ponari di Jombang (Jawa Timur) dilanjutkan rencana PSSI menggelar Piala Dunia 2022 di Indonesia.

Banyak yang bilang bahwa demokrasi Indonesia sudah kebablasan. Bukti teranyar yaitu demo pembentukan Protap di kantor DPRD Medan harus dibayar mahal disebabkan tewasnya ketua DPRD Sumut Abdul Aziz Angkat. Ketua DPRD Sumut ini di"ramai-ramai"kan massa sehingga merenggut nyawanya. Demokrasi apa ini..? Sudah sepantasnya kita menyebutkan "demokrasi kebablasan".

Dukun cilik ponari di Jombang juga tak luput dari perhatian masyarakat. Bagaimana tidak, dengan "batu" yang di anggap puluhan ribu orang bahwa memiliki kekuatan supranatural dapat menyembuhkan segala macam penyakit dengan cara meminum air yang telah dicelupkan batu milik ponari tersebut. Whats wrong with this? Bagi saya pribadi, ini sudah termasuk Logika Kebablasan. Pola berpikir masyarakat dikalahkan dengan sebuah "batu". Logika yang tidak dapat saya terjemahkan.

Rencana PSSI menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022 adalah sesuatu hal yang sedikit nyeleneh bagi saya pribadi. Kondisi Liga yang masih carut marut, kelayakan Stadion penggelar venue pertandingan dipertanyakan, tawuran antar pemain, tawuran antar penonton, Komdis (Komisi Disiplin) versus Komding (Komisi Banding), dan masih banyak hal yang perlu diperbaiki di dalam institusi ini. Sebuah Pikiran Kebablasan.

Mungkin tulisan saya ini juga kebablasan? Hanya anda yang mengetahuinya..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar